Saying I love you
Is not the words I want to hear from you
It's not that I want you
Not to say, but if you only knew
How easy it would be to show me how you feel
More than words is all you have to do to make it real
Then you wouldn't have to say that you love me
Cos I'd already know
What would you do if my heart was torn in two
More than words to show you feel
That your love for me is real
What would you say if I took those words away
Then you couldn't make things new
Just by saying I love you
More than words
Now that I've tried to talk to you and make you understand
All you have to do is close your eyes
And just reach out your hands and touch me
Hold me close don't ever let me go
More than words is all I ever needed you to show
Then you wouldn't have to say that you love me
Cos I'd already know
What would you do if my heart was torn in two
More than words to show you feel
That your love for me is real
What would you say if I took those words away
Then you couldn't make things new
Just by saying I love you
More than words
Minggu, 17 Agustus 2008
Minggu, 10 Agustus 2008
Keajaiban Cinta
Pejamkan matamu
Saat engkau tau
Bahwa cinta kita
Tak mungkin menyatu
Badai yang menghadang
Rintangan membentang
Menghalangi kita
Hingga terluka
Kering sudah rasanya air mataku
Menangisi kenyataan cinta ini
Meski pun berat terasa
Ku coba untuk bertahan
Aku masih terus berharap
Cinta kita kan bersama
Untuk selamanya
Aku yakin dan percaya
Dengan keajaiban cinta
Saat engkau tau
Bahwa cinta kita
Tak mungkin menyatu
Badai yang menghadang
Rintangan membentang
Menghalangi kita
Hingga terluka
Kering sudah rasanya air mataku
Menangisi kenyataan cinta ini
Meski pun berat terasa
Ku coba untuk bertahan
Aku masih terus berharap
Cinta kita kan bersama
Untuk selamanya
Aku yakin dan percaya
Dengan keajaiban cinta
Perbedaan antara Fiqh dan Ushul Fiqh
PERBEDAAN DEFINISI ANTARA FIQH DAN USHUL-FIQH
FIQH :
1. Ilmu tentang ahkam syar’iyyah Islam mengenai perbuatan manusia yg diambil dari dalil2 secara tafshili (detail).
2. Kodifikasi ahkam syar’iyyah Islam tentang perbuatan manusia yg diambil berdasarkan dalil2 secara detail.
USHUL FIQH :
1.Ilmu tentang kaidah & pembahasan yang dijadikan acuan dalam penetapan ahkam syar’iyyah mengenai perbuatan manusia berdasarkan dalil2 yang terinci.
2.Kumpulan kaidah2 & pembahasan2 yang dijadikan sebagai acuan dalam pengambilan ahkam syar’iyyah tentang perbuatan manusia berdasarkan dalil2 yang terinci.
FIQH : Obyek Fiqh adalah perbuatan mukallaf (muslim/ah yg sudah baligh) dilihat dr sisi ketetapan ahkam-syar’iyyahnya, spt : bagaimana hukum2 untuk seorang muslim/ah melakukan Ijarah, wakalah, hudud, wakaf, dsb.
USHUL FIQH : Obyek Ushul-Fiqh adalah dalil2 syar’i scr umum dilihat dr sisi ketetapan hukumnya scr umum, spt : qiyas & apa argumentasinya, mana dalil2 yg bersifat/menunjukkan hukum2 ‘aam (umum) & mana yg khash (khusus), mana dalil2 yg bersifat muthlaq (menyeluruh) & mana yg muqayyad (terbatas), mana dalil2 yg menunjukkan shighat-amr (perintah) & shighat2 yg menunjukkan nahyu (larangan), dst.
TUJUAN MEMPELAJARI FIQH & USHUL FIQH :
1.FIQH : Menerapkan hukum syariat Islam atas semua tindakan & ucapan manusia, sehingga ia merupakan rujukan seorang qadhi untuk menghukum & mufti untuk berfatwa & mukallaf untuk melaksanakan hukum syariat.
2.USHUL FIQH : Menerapkan kaidah2 untuk menghasilkan hukum syariat yang diambil dari dalil2 tsb, sehingga bisa diistinbathkan qiyas, istihsan atau istishhab untuk hal yang tidak ada nash-nya, atau mengkomparasikan antara berbagai madzhab tentang suatu masalah.
SEJARAH USHUL FIQH :
- Mulai abad 2-H oleh Abu Yusuf dari mazhab Hanafi (Ibnu Nadim dalam Fahrasat), tapi tidak sampai pada kita.
- Syafi’i dengan ar-Risalah (Risalah Ushuliyyah), yang dilanjutkan pengikutnya ar-Rabi’ al-Muradi.
- Al-Mustashfa oleh Ghazali, al-Ahkam oleh al-Amidi, al-Minjah oleh al-Baidhawy. (Syafi’iyyah).
- Ushul Fiqh oleh ad-Dabbusy, Fakhrul Islam oleh al-Bazdawy, al-Manar oleh an-Nasafy. (Hanafiyyah).
- Badi’un Nizham (Fakhrul Islam + al-Ahkam), at-Tahrir oleh Ibnu Hammam, Jami’ul Jawami’ oleh as-Subky. (metode gabungan).
- Irsyadul Fuhul oleh Asy-Syaukani, Tashi’il wushul ila ‘ilmuil ushul oleh al-Mahlawy.
http://imsa-sisters.imsa.us/index.php?option=com_content&task=view&id=77&Itemid=50
FIQH :
1. Ilmu tentang ahkam syar’iyyah Islam mengenai perbuatan manusia yg diambil dari dalil2 secara tafshili (detail).
2. Kodifikasi ahkam syar’iyyah Islam tentang perbuatan manusia yg diambil berdasarkan dalil2 secara detail.
USHUL FIQH :
1.Ilmu tentang kaidah & pembahasan yang dijadikan acuan dalam penetapan ahkam syar’iyyah mengenai perbuatan manusia berdasarkan dalil2 yang terinci.
2.Kumpulan kaidah2 & pembahasan2 yang dijadikan sebagai acuan dalam pengambilan ahkam syar’iyyah tentang perbuatan manusia berdasarkan dalil2 yang terinci.
FIQH : Obyek Fiqh adalah perbuatan mukallaf (muslim/ah yg sudah baligh) dilihat dr sisi ketetapan ahkam-syar’iyyahnya, spt : bagaimana hukum2 untuk seorang muslim/ah melakukan Ijarah, wakalah, hudud, wakaf, dsb.
USHUL FIQH : Obyek Ushul-Fiqh adalah dalil2 syar’i scr umum dilihat dr sisi ketetapan hukumnya scr umum, spt : qiyas & apa argumentasinya, mana dalil2 yg bersifat/menunjukkan hukum2 ‘aam (umum) & mana yg khash (khusus), mana dalil2 yg bersifat muthlaq (menyeluruh) & mana yg muqayyad (terbatas), mana dalil2 yg menunjukkan shighat-amr (perintah) & shighat2 yg menunjukkan nahyu (larangan), dst.
TUJUAN MEMPELAJARI FIQH & USHUL FIQH :
1.FIQH : Menerapkan hukum syariat Islam atas semua tindakan & ucapan manusia, sehingga ia merupakan rujukan seorang qadhi untuk menghukum & mufti untuk berfatwa & mukallaf untuk melaksanakan hukum syariat.
2.USHUL FIQH : Menerapkan kaidah2 untuk menghasilkan hukum syariat yang diambil dari dalil2 tsb, sehingga bisa diistinbathkan qiyas, istihsan atau istishhab untuk hal yang tidak ada nash-nya, atau mengkomparasikan antara berbagai madzhab tentang suatu masalah.
SEJARAH USHUL FIQH :
- Mulai abad 2-H oleh Abu Yusuf dari mazhab Hanafi (Ibnu Nadim dalam Fahrasat), tapi tidak sampai pada kita.
- Syafi’i dengan ar-Risalah (Risalah Ushuliyyah), yang dilanjutkan pengikutnya ar-Rabi’ al-Muradi.
- Al-Mustashfa oleh Ghazali, al-Ahkam oleh al-Amidi, al-Minjah oleh al-Baidhawy. (Syafi’iyyah).
- Ushul Fiqh oleh ad-Dabbusy, Fakhrul Islam oleh al-Bazdawy, al-Manar oleh an-Nasafy. (Hanafiyyah).
- Badi’un Nizham (Fakhrul Islam + al-Ahkam), at-Tahrir oleh Ibnu Hammam, Jami’ul Jawami’ oleh as-Subky. (metode gabungan).
- Irsyadul Fuhul oleh Asy-Syaukani, Tashi’il wushul ila ‘ilmuil ushul oleh al-Mahlawy.
http://imsa-sisters.imsa.us/index.php?option=com_content&task=view&id=77&Itemid=50
Ilmu Dloruri dan Ilmu Muhtasab
ILMU DLORURI
yaitu: ilmu yang masih bisa berubah hukumnya
asal kata: dlorro-yudlorru-dloriiron يضر
contoh kasus: babi haram, tetapi bisa menjadi halal bila dalam keadaan dlorurot.
dalil Naqli: Al Maidah 3
3. Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah[394], daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya[395], dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah[396], (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini[397] orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa[398] karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[394]. Ialah: darah yang keluar dari tubuh, sebagaimana tersebut dalam surat Al An-aam ayat 145.
[395]. Maksudnya ialah: binatang yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk dan yang diterkam binatang buas adalah halal kalau sempat disembelih sebelum mati.
[396]. Al Azlaam artinya: anak panah yang belum pakai bulu. Orang Arab Jahiliyah menggunakan anak panah yang belum pakai bulu untuk menentukan apakah mereka akan melakukan suatu perbuatan atau tidak. Caranya ialah: mereka ambil tiga buah anak panah yang belum pakai bulu. Setelah ditulis masing-masing yaitu dengan: lakukanlah, jangan lakukan, sedang yang ketiga tidak ditulis apa-apa, diletakkan dalam sebuah tempat dan disimpan dalam Ka'bah. Bila mereka hendak melakukan sesuatu maka mereka meminta supaya juru kunci Ka'bah mengambil sebuah anak panah itu. Terserahlah nanti apakah mereka akan melakukan atau tidak melakukan sesuatu, sesuai dengan tulisan anak panah yang diambil itu. Kalau yang terambil anak panah yang tidak ada tulisannya, maka undian diulang sekali lagi.
[397]. Yang dimaksud dengan hari ialah: masa, yaitu: masa haji wada', haji terakhir yang dilakukan oleh Nabi Muhammad s.a.w.
[398]. Maksudnya: dibolehkan memakan makanan yang diharamkan oleh ayat ini jika terpaksa.
ILMU MUHTASAB
yaitu: ilmu yang sudah baku hukumnya
asal kata: hasaba
contoh kasus: qishaash
Dalil naqli: Al An’am
http://hilmazarina.blogspot.com/2008/08/ilmu-dloruri-dan-muhtasab.html
yaitu: ilmu yang masih bisa berubah hukumnya
asal kata: dlorro-yudlorru-dloriiron يضر
contoh kasus: babi haram, tetapi bisa menjadi halal bila dalam keadaan dlorurot.
dalil Naqli: Al Maidah 3
3. Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah[394], daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya[395], dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah[396], (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini[397] orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa[398] karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[394]. Ialah: darah yang keluar dari tubuh, sebagaimana tersebut dalam surat Al An-aam ayat 145.
[395]. Maksudnya ialah: binatang yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk dan yang diterkam binatang buas adalah halal kalau sempat disembelih sebelum mati.
[396]. Al Azlaam artinya: anak panah yang belum pakai bulu. Orang Arab Jahiliyah menggunakan anak panah yang belum pakai bulu untuk menentukan apakah mereka akan melakukan suatu perbuatan atau tidak. Caranya ialah: mereka ambil tiga buah anak panah yang belum pakai bulu. Setelah ditulis masing-masing yaitu dengan: lakukanlah, jangan lakukan, sedang yang ketiga tidak ditulis apa-apa, diletakkan dalam sebuah tempat dan disimpan dalam Ka'bah. Bila mereka hendak melakukan sesuatu maka mereka meminta supaya juru kunci Ka'bah mengambil sebuah anak panah itu. Terserahlah nanti apakah mereka akan melakukan atau tidak melakukan sesuatu, sesuai dengan tulisan anak panah yang diambil itu. Kalau yang terambil anak panah yang tidak ada tulisannya, maka undian diulang sekali lagi.
[397]. Yang dimaksud dengan hari ialah: masa, yaitu: masa haji wada', haji terakhir yang dilakukan oleh Nabi Muhammad s.a.w.
[398]. Maksudnya: dibolehkan memakan makanan yang diharamkan oleh ayat ini jika terpaksa.
ILMU MUHTASAB
yaitu: ilmu yang sudah baku hukumnya
asal kata: hasaba
contoh kasus: qishaash
Dalil naqli: Al An’am
http://hilmazarina.blogspot.com/2008/08/ilmu-dloruri-dan-muhtasab.html
Langganan:
Postingan (Atom)